Strategi
Pemetaan Mutu bagi Lembaga Informal dan Non-formal
Musim
ini, sudah begitu banyak lembaga-lembaga pendidikan yang berdiri dengan kaki
tangan sendiri, tanpa bantuan atau perintah dari pihak manapun, termasuk
pemerintah. Tapi tetap saja masih banyak kalangan masyarakat yang tidak
menyekolahkan buah hatinya dengan alasan biaya yang begitu besar. Apalagi untuk
masyarakat yang bermukim di wilayah tertinggal.
Tapi,
hal tersebut tak perlu dikhawatirkan lagi. Lembaga-lembaga informal dan
non-formal hadir sebagai pencerah bagi mereka yang tidak kuasa mencicipi bangku
sekolah yang modern. Sesuai dengan isi UUD 1945, lembaga ini ingin turut serta
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Diantaranya ada Madrasah Diniyah dan Taman Bacaan Masyarakat.
Sebagai
ahli manajemen pendidikan, tentunya kita juga ingin lembaga tersebut setara
dengan lembaga pendidikan lainnya yang lebih baik.. Jika kita sebagai
Walikota/Bupati disuatu daerah, strategi yang bagaimana yang akan kita lakukan?
Sebagai contoh, penulis akan menjabarkan tentang strategi pemetaan mutu (akreditasi,
sertifikasi dan evaluasi) pada lembaga informal dan non-formal Madrasah Diniyah
dan Taman Bacaan Masyarakat.
Cekidot … ^_^
Sebagai pembuka, ada tiga jaringan yang
dapat membantu terlaksananya strategi pemetaan mutu, yaitu :
§
Pemerintah
§
Masyarakat
§
Market/pasar
Ø
Pemerintah
Pemerintah adalah
membuat kebijakan mutu tentang Madrasah Diniyah dan Taman Bacaan Masyarakat. Pemerintah
tidak akan terjun langsung ke lapangan, tetapi dapat membentuk Satuan Kerja
yang terdiri dari perwakilan Kemenag, Kemendikbud, maupun Mapenda. Tugas satuan
kerja tesebut adalah :
·
Mengumpulkan Data
·
Mengolah data
·
Menganalisis data
·
Menetapkan langkah yang harus ditempuh untuk mencapai
Kebijakan Mutu.
Ø
Masyarakat
Masyarakat
adalah instansi yang sangat mengerti bagaimana keadaan wilayahnya. Karena
mereka adalah orang yang langsung merasakan baik/buruknya suatu lembaga
pendidikan. Karena itu pemerintah melalui timnya dapat mensurvei langsung
kepada masyarakat, apa yang diinginkan dan apa pula yang sebaiknya tidak ada
disuatu lembaga pendidikan.
Ø
Market/pasar
Tak hanya
masyarakat, market juga mempunyai peranan penting dalam kemajuan suatu lembaga
pendidikan. Baiknya pemerintah juga melakukan pendekatan kepada pihak pasar. Tanpa
bantuan pihak market, pemerintah bias kesulitan mengetahui hal apa yang sedang
menjadi tranding topic atau permasalahan apa yang paling laris dalam lembaga
pendidikan.
Masyarakat
dan market adalah sasaran dalam pengumpulan data.
Setelah ketiga jaringan ini saling berinteraksi dan
terjalin koneksi yang baik, maka langkah selanjutnya menjalankan tugas dari
satuan kerja. Setelah mengumpulkan data yang didapat dari hasil pendekatan pada
masyarakat dan market, pemerintah dalam hal ini Walikota/Bupati bersama timnya
dapat melakukan strategi selanjutnya.
·
Pengolahan Data, yaitu berupa verivikasi dan validasi data yang telah
terkumpul seperti data visi, misi, dan tujuan Madrasah Diniyah maupun TBM,
serta akta pendirian, profil tenaga pendidik, saran prasrana, dan lain-lain.ntuk
memastikan kecukupan data. Selanjutnya diklasifikasi dengan coding dan marking
sesuai kebutuhan. Data visual menjadi ending dalam pengolahan data.
·
Analisis Data, yaitu berupa interpretasi, penilaian, dan penelitian
secara sistematis dan menyeluruh bagi data yang telah diolah. Hal yang menjadi
pertimbangan yaitu adakah keterkaitan antar elemen dan intergrasinya. Setelah
semua proses tersebut berjalan, idealnya dapat direkomendasikan sebagai
perbaikan dan peningkatan hasil bagi Madrasah Diniyah dan TBM. Rekomendasi
tersebut berisi indikator keberhasilan sasaran, target waktu pencapaian
indikator dan penanggungjawab pelaksanaannya.
·
Menetapkan Langkah yang Ingin Dicapai, yaitu bagi Madrasah Diniyah dapat melakukan pembinaan
dan pelatihan bagi tenaga pendidik agar dapat professional dalam menjalankan
amanahnya. Menyelenggarakan kegiatan tentang materi/bahan ajar, metode/cara
mengajar yang efektif dan menarik bagi para guru. Membangun kerjasama antara
pihak Madrasah Diniyah dengan pemerintah kabupaten/kota demi kemajuan lembaga.
Sedangkan bagi Taman Bacaan Masyarakat, dapat melakukan program pelatihan bagi
pengelola TBM tentang cara-cara mengelola lembaga lebih baik lagi. Mengadakan
event-event bagi masyarakat yang berkaitan dengan TBM agar masyarakat mengerti
akan pentingnya membaca. Membantu dalam pendanaan TBM, ikut melengkapi koleksi
bacaan yang diminati masyarakat, serta membantu dalam perbaikan atau
kelengkapan sarana prasarana TBM agar tercipta suasana yang nyaman ketika
membaca.
Demikian strategi pemetaan mutu yang
dapat dilakukan demi kemajuan lembaga informal dan non-formal. Semoga
bermanfaat ^_^